
Bersabda Rasulullah s.a.w.:
“Sembahyang berjemaah itu melebihi sembahyang bersendiri dengan 27 darjat.”
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a. bahawa Rasulullah pernah mengesan beberapa orang tidak ikut serta dalam jemaah, lalu baginda berkata: Saya hampir-hampir akan memerintahkan orang lain untuk mengimami orang ramai dalam sembahyang, kemudian saya pergi mendapatkan orang-orang yang melewat-lewatkannya (sembahyang berjamaah), lalu saya membakar rumah-rumah mereka.
Dalam sebuah Hadis Marfu’ yang diriwayatkan oleh Khalifah Usman r.a. dari Rasulullah bunyinya:
“Barangsiapa yang mengerjakan sembahyang Isya’ berjemaah, maka ia seolah-olah mendirikan ibadat sepanjang malam itu.”
Berkata Muhammad bin Wasi:
Saya tiada menginginkan dunia melainkan pada tiga perkara saja:
- Seorang saudara yang apabila saya membuat kesalahan, dia akan meluruskan (membetulkan) saya.
- Makan dari rezeki yang halal.
- Sembahyang dalam berjemaah yang akan diangkat daripadaku semua kelalaianku dan dituliskan bagiku pahala.
Al-Hasan pula berkata:
“Jangan kamu bersembahyang di belakang seorang yang tidak sering mendatangi para ulama.”
Ibnu Abbas r.a. berkata:
“Barangsiapa mendengar suara muazzin, sedangkan dia tiada menjawabnya (menurut pergi sembahyang berjemaah), nyatalah ia tiada mencintai kebaikan, dan tentu sekali kebaikan juga tidak akan mencintainya.”